Ego belakang

Aku ingin …
Ingin yang hanya mampu menjadi angan belaka . . .
Rasanya tidak adil, membayangkan diri ini hanya seperti seklebat bayangan melewatimu.

Tidak inginkah sedikit saja kau mendengar ceritaku yang sudah sejauh ini?
Tidak inginkah kau bertanya siapa yang menjadi inspirasiku selama ini?
Atau kau memang tak pantas menanyakan itu padaku?

Ya, aku tahu .. mungkin anggapmu adalah untuk apa? Itu semua seperti tak ada gunanya buatmu.
Pernahkah kau berpikir lamanya hati ini menanti, menuangkan semuanya hanya dalam tangis dan sebuah ketelatenan menuliskan cerita?

Selain Tuhan dan juga keluargaku, kau juga menjadi bagian paling penting dalam merajut mimpiku.


Oh, ayolah sadar …

Aku di sini menunggu tanganmu terbuka untukku .. Sebagai seorang teman, tidak lebih. Aku tidak ingin sikap dinginmu itu menjadi bosan buatku.

Semua yang ku tulis tentangmu, tidak inginkah kau mendengar atau sedikit saja untuk mengetahuinya?
Beberapa cerpen juga puisi, tidak inginkah terbesit sedikitpun kau mengetahuinya?

Perasaan yang tumbuh di sini, menjadi awal mula langkahku sampai sejauh ini. Dan air mata serta luka, menjadi pondasiku menyusun sebuah cerita. Meski kenyataannya tawa serta senyuman itu sulit ku temukan dalam ceritaku.

Aku menyayangi dan juga mencintaimu .. Makasih buat semuanya.

Dengarkan Hatiku Yang Memaksa

Comments