Aku sadar

Aku sadar…
Aku ga akan selamanya bersamamu seperti sekarang ini. Saat waktu itu tiba, aku harus bisa merelakanmu pergi dariku. Meski dengan harapan, jika suatu hari nanti kita akan dipersatukan kembali.

Jika waktu itu telah tiba … Akankah kau sepenuhnya melupakanku di saat aku benar-benar merindukanmu? Akankah kau … Ah, sudahlah tak ada guna aku berharap banyak padamu. Tapi jika nyatanya kamu memang merasakan hal yang sama denganku?, ah itu tidak mungkin! Pertanyaan macam itu sering kali mengganggu fikiranku.

Jika suatu saat aku merindukanmu, sangat sangat merindukanmu. Apa yang harus aku lakukan? Ada rasa ingin menghubunginmu kembali hanya untuk menanyakan kabarmu atau bertanya ‘sedang apa dirimu?’ meski kesannya begitu klise. Karena akupun tidak tahu mau memulai darimana.
Tapi belum selesai aku memikirkan cara bagaimana untuk melepas rinduku padamu, pertanyaan itu kembali muncul ‘apakah kau masih menganggapku ada?’

Seharusnya aku senang karna mungkin kau telah mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya. Ada yang mengatakan ‘aku bahagia hanya bila kau bahagia’. Ya mungkin memang benar.
Tapi ada sesuatu yang mengganjal di hatiku. Jika nyatanya kau bahagia bersama orang lain, apakah aku masih harus tetap ‘bahagia’? atau bahkan berpura-pura untuk bahagia? Sepertinya tidak, karena itu jelas akan lebih menyakitkan.
Lantas, aku harus apa?

Comments