Angin
“Seandainya aku bukan …..”
Tapi kau angin!
Tapi kau harus tak letih-letihnya
beringsut dari sudut ke sudut kamar,
menyusup celah-celah jendela,
berkelabat di pundak bukit itu.
“Seandainya aku …..”
Tapi kau angin!
Nafasmu tersengal setelah sia-sia menyampaikan
padaku
tentang perselisihan antara cahaya
matahari dan warna-warna bunga.
“Seandainya …..”
Tapi kau angin!
Jangan menjerit: semerbakmu
memekakkanku.
Sapardi Djoko Damono
Comments
Post a Comment