Half
Tadinya aku
berpikir, cinta saja cukup untuk menjalani sebuah hubungan. Ya, cinta. Atas
nama cinta, berlandaskan cinta, sebuah hubungan dibangun. Namun, benarkah cinta
sanggup membuat hubungan pacaran terus langgeng hingga pernikahan? Dan
pernikahan hingga maut memisahkan? Benarkah semua cukup hanya dengan sebuah
cinta? Apakah dengan kedua anak manusia saling jatuh cinta lantas membawa hidup
mereka menjadi happy ending?
Sesederhana itukah arti cinta?
Tadinya
kupikir, yang namanya pacaran . . . tidak mungkin saling membenci tidak mungkin
sakit hati. Karena kita mencintai dia. Tadinya kupikir, asal dua orang saling
mencintai, itu cukup untuk hidup. Tadinya kupikir, satu-satunya jurang
pemisah sebuah hubungan adalah adanya
pihak ketiga. Perselingkuhan. Orang lain. Pria atau wanita lain. Tapi, ternyata
tidak juga.
Seseorang
bisa mengakhiri hubungannya kapan saja. Dengan banyak alasan. Ya, mulai dari
alasan yang mengada-ada, diada-adakan, maupun yang memang benar-benar ada dan
fatal! Bahkan aku tidak pernah berpikir, hubunganku dengannya akan berakhir
karena masalah perbedaan karakter. Itu hanya satu masalah.
Menurutmu, apa itu belahan jiwa?
Percayakah
kalian pada takdir?
Cinta pada
pandangan pertama?
Aku terus
memikirkan hal ini. Sebenarnya kita ini . . . masing-masing pribadi, bernilai
berapa, ya?
Satu atau
setengah? One or half?
Ketika kita
akhirnya melebur menjadi satu dengan belahan jiwa kita, mana yang lebih tepat?
½ + ½ = 1
Atau
1 + 1 = 1
Mana yang
kamu percayai?
Comments
Post a Comment