Posts

Tanda tanya

Dia terbang menggapai asa Menyapu jiwa tak berpenghuni. Begitu sederhana ketika datang menjelma Ku sebut “dia” cinta. Lirih kedatangannya menghapus luka lama Menawar rindu-rindu tak terduga. Dia penghuni baru di sini Di dalam hati. Akan tetapi … Ketakutan itu masih sama tebalnya Berlapis-lapis tanpa memberi celah. Berselimut memberi awang masa lalu. Dan entah sampai kapan akan seperti itu. Bahkan … Di satu waktu nanti. Aku akan tahu .. mawar itu telah dimiliki.

Serupa kabut pagi yang ditampar mentari

Kepergianmu serupa kabut pagi yang ditampar mentari. Hilang seketika. Tak berbekas. Bahkan serasa tak pernah ada. Serupa mimpi yang musnah sesaat setelah mata terbuka. Kamu ada dalam ketiadaan. Kadang sengaja kembali ku tutup mataku. Mungkin dengan demikian kau akan muncul. Menemani sekejap. Namun, kau lagi-lagi pergi. Bahkan ketika ku tengok setiap ruang dalam kepalaku, kau tak ada. Aku kehilangan tanpa memiliki. Ini bodoh. Ini tidak masuk akal. Tak bisa ku hentikan.

Satu jam, satu menit, dan satu detik

Satu jam, satu menit, dan satu detik. Sepersekian sekon kau mengedik. Geming serupa geliat cacing. Yang menyarak laut beriak. Kamu teriak. Aku teriak. Kamu tidak mampu dengarkanku. Aku hanya dengar teriakku. Kau dan aku … Tuli oleh teriak masing-masing.

Perasaan hati yang tak terbalas

Tak tahukah kau seperih apa perasaan hati yang tak terbalas? Menanti sesuatu yang tak kunjung datang? Hari berganti hari, tetapi arah hatiku tak pernah berubah – selalu tertuju kepadamu. Aku tak pernah jenuh menunggu … menunggu untuk kau cintai. Namun, kau hanya menganggapku lalu. Seperti tak kasat mata aku bagimu. Terkadang lelah menyuruhku menyerah, memintaku berhenti melakukan perbuatan sia-sia dan mulai mencari cinta baru. Namun, bagaimana mungkin aku sanggup melakukannya kalau semua tentangmu, mengikuti seperti bayangan menempel di bawah kakiku? Dan bagaimana pula caranya membakar habis semua rindu yang bertahun-tahun mengendap di hatiku? Aku berharap mendapatkan jawaban darimu. Namun, kau tetap membisu, membuatku lebih lama menunggu.

Kau begitu jauh

Suatu hari dalam hidupku, kau dan aku bertemu. Masih jelas diingatanku sosokmu yang memukauku. Lidahku jadi kelu, mulutku terkatup rapat karena malu. Setiap malam, bayanganmu menari-nari dalam benakku. Ada sejuta alasan mengapa aku begitu memujamu. Kau menyinari relung gelap hatiku. Kau satu-satunya orang yang ingin ku rengkuh. Kau yang bertanggung jawab atas segala rindu. Kau adalah yang teristimewa bagiku. Tanda-tandanya sudah jelas: aku menyukaimu. Tetapi, bagaimana caranya untuk mendekatimu? Kau begitu jauh, sulit ku raih dengan jari jemariku. Dan semakin lama, aku mulai menyadari satu hal. Bahwa kau dan aku mungkin ditakdirkan tak bisa bersatu.

Jika

Apa yang terbesit dalam hatimu, Saat kaki sudah menjejak di masa sekarang, tetapi sebuah ingin masih tertinggal di masa lalu? Kau mungkin berharap semesta mengulang jika. Apa yang memenuhi harapmu saat melihat esok masih terlalu gulita dan gelap tak mampu kau kira? Kau mungkin mendamba banyak jika. Jika, dan hanya jika.

Jangan bicara, melihat, mendengar terlalu banyak

Jangan bicara terlalu banyak. Karena kata-kata adalah penjara. Membuangkan rasa. Mematikan indera. Jangan melihat terlalu banyak. Karena mata itu menipu. Mengelabuhi. Memanipulasi hati. Jangan mendengar terlalu banyak. Karena telinga sering salah. Dostraksi mengancam. Peluk. Dekap. Rasakanlah. Letakkan otakmu, hentikan dari kinerjanya. Ada rasa yang perlu direkam dalam diam.