Posts

Showing posts from February, 2014

Filosofi Ilalang

Ilalang adalah hamparan yang selalu tumbuh. Akarnya bergerilya di dalam tanah, membentuk jalinan yang kuat, memunculkan harapan baru di setiap tempat beribu alamat. Dari tanah hingga sela bebatuan, dari hutan sampai celah peradaban. Ia tumbuh dalam segala cuaca, bertahan dari keganasan alam. Kerimbunan ilalang memendam sebuah semangat hidup. Batangnya meliuk-liuk ketika hempasan angin mendera. Ilalang yang sedang tertiup angin, sekeras apa pun angin yang menerpanya, sesegera mungkin dia berusaha untuk tegak kembali setelah tiupan anginnya berhenti. Sekarang, ibaratkan ilalang itu adalah pribadi seseorang dan angin adalah problematika kehidupan. Seberat dan sekeras apa pun cobaan, masalah, musibah yang berdiri dan selalu teguh, tidak patah arang dalam menjalani kehidupan.

Dandelion

Dandelion tidak tumbuh sebagai bunga yang hidup di taman-taman hias seperti bunga lain, tetapi bersembunyi di balik ilalang yang sering tidak dipedulikan oleh orang lain. Dandelion tidak secantik mawar ketika mekar, tidak secerah bunga matahari yang bersinar, tetapi dandelion berwarna putih, memberi kesan pada dirinya yang tampak anggun dan tenang dari luar. Dandelion tumbuh dengan sendirinya, tak butuh tangan siapapun untuk memupuki, tak butuh air dari tempayan untuk menyiramnya. Dia bahkan menerimanya langsung dari langit. Dandelion tumbuh tegak di antara ilalang yang mulai menguning. Tapi dia tidak akan mampu melawan angin yang terus berembus menerbangkan kelopaknya dan mengubahnya menjadi suatu batang yang tegak.      Dandelion bergerak setia mengikuti arah angin. Dandelion itu bebas, tak satupun tahu keberadaannya, tak satupun tahu ke mana arah serabut kelopaknya yang halus itu terbang, terbang jauh ke sana. Ketika angin meniupnya pergi, itu bukan a...